Menyinggung Profesi Wartawan dan LSM, Pimpinan Redaksi Interaksi Rakyat Nusantara Desak Menteri Mendes PDT Mundur



BANDUNG - IRN || Belum selesai polimik Kop Surat Mendes PDT Coreng Nama Baik Kabinet Merah Putih Surat dengan nomor 19/UMM.02.03/X/2024 yang ditujukan kepada kepala desa, sekretaris desa, RT, RW, hingga kader Posyandu ini akhirnya ramai diperbincangkan.

Penggunaan fasilitas negara seperti kop surat resmi untuk acara pribadi dianggap melanggar batas etika, terlebih mengingat posisi Yandri sebagai pejabat publik yang seharusnya menjaga integritas. 

Beberapa pimpinan media menyampaikan penilaian pada kinerja menteri PDT 
"Kami Menilai tindakan Yandri Susanto sebagai bentuk penyalahgunaan jabatan yang berpotensi merusak citra pemerintahan Prabowo di awal masa jabatannya," tegas pembina past respon 

Penggunaan jabatan untuk menggerakkan opini publik dalam acara yang bercampur kepentingan pribadi dan politik adalah bentuk pemanfaatan kekuasaan yang sepatutnya dihindari.

Viralnya  pernyataan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Menteri PMD) yang beredar di media sosial memicu reaksi keras dari komunitas wartawan dan aktivis LSM. 
Dalam rekaman tersebut, sang menteri diduga menyebut “wartawan dan LSM bodrek” yang dianggap mengganggu aktivitas kepala desa.

"kami menilai bahwa generalisasi terhadap profesi wartawan dan LSM tidak seharusnya dilakukan apalagi dalam forum resmi. Menteri PMD, Yandri Susanto, seharusnya lebih fokus pada pembenahan program Dana Desa. agar tepat sasaran," tutur Andri Minggu (2/02/25)

Hingga berita ini diturunkan, pihak Kementerian PMD belum memberikan klarifikasi resmi terkait pernyataan yang beredar tersebut??

Untuk itu Pimred Interaksi Rakyat Nusantara berharap ada penjelasan  agar tidak terjadi kesalah pahaman dan ketegangan antara pemerintah, wartawan, serta LSM. 

"Harus punya Bukti oknum Wartawan mana dan LSM mana yang sering menganggu? Jika tidak bisa dibuktikan, itu adalah  merupakan pembunuhan karakter, ungkapan tersebut merendahkan profesi jurnalis dan menciptakan stigma negatif terhadap dunia wartawan," tegasnya.

Selain itu,  pak menteri berikan motivasi pentingnya menjaga integritas dan profesionalisme di kalangan wartawan dan LSM, yang memegang peran penting sebagai kontrol sosial dan pengawas pembangunan di tingkat desa.

" Dalam situasi seperti ini, mengingatkan bahwa wartawan bukan musuh atau alat politik, melainkan mitra dalam membangun transparansi informasi yang akurat dan akuntabel bagi masyarakat. 
Pejabat publik harus lebih berhati-hati dalam berkomunikasi dan tidak menggunakan istilah yang merendahkan profesi wartawan. Jurnalis adalah garda terdepan dalam menyampaikan kebenaran, bukan musuh yang harus diserang" Ungkapnya

Sikap tersebut membuat  pemerintahan Prabowo yang di dalamnya berisi menteri yang melakukan moral hazard seperti Mendes PDT Yandri Susanto, telah mencoreng citra positif yang dibangun Presiden kedelapan RI itu sendiri.

" Kami berharap kepada Bapak presiden RI Prabowo subianto merespon polimik ini dan meminta kepada menteri PDT untuk mengudurkan diri dari jabatan sudah berulang membuat polimik tidak mencerminkan seorang pejabat orientasi pengabdian pejabat pemerintah kepada kepentingan rakyat dan negara bukan sering membuat polimik" Pungkasnya.
(RED).

Comments

Popular posts from this blog

Laskar Merah Putih Indonesia Markas Cabang Kabupaten Bogor Gelar Milad, Dihadiri Sejumlah Tokoh Penting

Ratusan Jurnalis Garut Gelar Unjuk Rasa, Minta Presiden Prabowo Subianto Pecat Yandri Susanto

Oknum Kades Ancam Wartawan Lokal